Liputan6.com, Jakarta- Dua janin dari ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 meninggal dunia dengan hasil tes yang menunjukkan keduanya juga positif mengalami Virus Corona.
Dilansir New York Post, Selasa (2/3/2021) setidaknya salah satu dari kematian janin itu disebabkan oleh penularan COVID-19, menurut sebuah laporan.
Laporan Times of Israel mengatakan bahwa seorang ibu yang terinfeksi COVID-19, tengah mengandung 36 minggu ketika menjalani perawatan di Meir Medical Center di Kfar Saba, Israel.
Dokter kemudian mendapati bayi yang belum lahir itu telah meninggal di dalam kandungan.
Hasil tes juga mengungkapkan bahwa janin tersebut telah terpapar Virus Corona.
Tetapi, pihak rumah sakit tidak segera menyalahkan COVID-19 sebagai penyebab kematian janin itu.
Sementara di Ashdod, kasus serupa terjadi pada seorang ibu hamil berusia 29 tahun. Ia kehilangan anaknya saat usia kehamilan 29 minggu.
Janin tersebut diketahui tak selamat karena infeksi Virus Corona melalui plasenta.
"Janin terinfeksi melalui plasenta dan dengan tingkat kepastian yang sangat tinggi, (bisa dikatakan) meninggal karena Virus Corona," kata Dr. Tal Brosh, kepala Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit Assuta, kepada Ynet News.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Kasus Pertama di Israel
Kasus kematian janin karena COVID-19 itu adalah kasus pertama yang dilaporkan di Israel, dengan kasus lain sebelumnya telah terjadi di Brasil, menurut laporan itu.
"Ini jarang terjadi karena bayi biasanya terinfeksi Virus Corona setelah lahir akibat kontak dengan ibunya," kata Dr. Yossi Tobin, direktur ruang bersalin di rumah sakit di Israel.
"Fakta bahwa kami dapat mengetahui mereka sudah positif di dalam rahim menunjukkan kemungkinan besar (janin) meninggal akibat Virus Corona," terangnya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS merekomendasikan agar wanita hamil mendapatkan vaksinasi COVID-19, tetapi sebagian besar mengatakan bahwa risiko kesehatan lebih rentan pada ibu daripada bayi dalam kandungan mereka.
"Ibu hamil dengan infeksi COVID-19 mungkin berisiko lebih tinggi mengalami hasil kehamilan yang parah, seperti kelahiran prematur," terang CDC.