Mengintip Sistem Pertanian Canggih Besutan Petani Milenial Asal Sikka

Liputan6.com, Sikka - Saat ini banyak anak muda di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai terjun bertani holtikultura dan memanfaatkan peluang untuk menimba ilmu pertanian di luar daerah bahkan di luar negeri.

Yance Maring (30) merupakan salah satu anak muda lulusan Politani Kupang tahun 2015 dan menimba ilmu pertanian di Israel termasuk sistem irigasi tetes yang diterapnya setelah kembali ke kampung halaman.

Sistem irigasi tetes cocok diterapkan di daerah yang kesulitan air dan hemat tenaga, tetapi membutuhkan biaya yang lebih mahal untuk membeli selangnya.

Selain menggunakan sistem irigasi tetes, Yance Maring pun menggunakan teknologi Short Message Service dan Wifi untuk melakukan penyiraman dan pemupukan tanaman di lahan pertanian miliknya.

Setelah berhasil menciptakan metode sistem pemupukan dan penyiraman tanaman menggunakan aplikasi SMS, di Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2020 lalu, saat ini, Yance Maring, kembali menggagas pengembangan sistem irigasi tetes menggunakan Smart Farming Irrigation system.

Saat ditemui media ini, di kebun seluas 1 hektare yang ditanami tomat dan lombok, Senin (8/3/2021), Yance Maring menceritakan, awalnya, ia menggunakan selang irigasi sederhana tetapi kekuatan airnya tidak bisa stabil meskipun dirinya menggunakan beberapa mesin pompa.

"Akhirnya ia membeli alat rakitan alumni ITB yang dinamakan modul SMS dan solenoid valve yang merupakan keran otomatis untuk bisa dihubungkan ke timer dan internet menggunakan data handphone," urainya.

Pemuda lulusan Politeknik Pertanian Negeri Kupang ini akhirnya menggunakan kontrol Short Messages System (SMS) atau melalui WiFi. Dengan cara ini, tanaman tomat dan lombok yang ia tanam dapat berbuah dengan hasil yang lebih baik.

Hal itu mendorongnya untuk terus berbenah dari metode SMS ke Smart Farming Irrigation System menggunakan android.

Menurutnya, metode baru yang digunakan itu, bisa mengendalikan sistem pengairan, sensor NPK tanah, sensor pH tanah, sensor kelembaban tanah, sensor suhu, sensor water level, dan sensor flow water semua yang dikendalikan dalam satu aplikasi android.

"Saat ini, saya menggunakan Smart Farming Drip Irrigation System. Sistem ini jauh lebih efektif dan efisien agar mampu mendapatkan hasil panen yang maksimal," kata Maring.

Yance Maring menjelaskan aplikasi metode baru yang ia gunakan itu, diberi nama Smart Farming Maring Drip Irrigation system yang dioperasikan melalui smartphone.

 

Tanaman tomat dan lombok milim Yance Maring, di Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok Barat, Kabupeten Sikka. (Liputan6.com/ Dionisius Wilibardus)
Tanaman tomat dan lombok milim Yance Maring, di Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok Barat, Kabupeten Sikka. (Liputan6.com/ Dionisius Wilibardus)

Kelebihan Smart Farming Maring Drip Irrigation System lanjut Yance Maring adalah, volume penggunaan air lebih terukur. Mampu mendeteksi unsur hara NPK tanah, PH tanah, kelembaban tanah dan suhu tanah setiap saat.

“Sistem ini dioperasikan menggunakan smart phone, kapan dan di mana saja. Jauh lebih efektif dan efisien,” kata Yance Maring.

Sebagai langkah selanjutnya dalam mengembangkan sayap usahanya itu, Yance Maring, sudah membentuk PT Agro Mar Indonesia. Hal itu, lanjut Yance Maring, untuk kelancaran usahanya dalam menjalin kerja sama dengan pihak lain.

Selaku Direktur PT Agro Mar Indonesia itu menuturkan pada tahun 2021, sudah banyak pihak yang mengajukan kerja sama dengan metode Smart Farming Irrigation System, baik swasta maupun pemerintah.

Untuk tahun 2021, pihaknya mendapat kerja sama dengan salah satu pengusaha swasta yang bergerak di sektor pertanian di Manado Sulawesi Utara. Selain itu, kerja sama Indonesian Foundation dan Kementerian Koperasi RI di Bekasi dan Yogyakarta.

Selain itu, perusahaannya juga bekerja sama dengan Koperasi Rumah Biru Sejahtera yang bergerak di sektor pertanian di Labuan Bajo Mangagarai Barat. Juga Yayasan Pelihara yang bergerak di sektor Pendidikan dan Pertanian di Nagekeo.

Sebuah perusahaan swasta di Makassar, di Kefa TTU, di Alor, bahkan dari Papua sudah banyak yang mengajukan kerja sama selama tahun anggaran 2021.

Simak video pilihan berikut ini: