Liputan6.com, Bojonegoro - Petani belimbing di Bojonegoro pusing tujuh keliling. Pasalnya, meski banyak pengunjung yang datang ke lokasi Agrowisata Kebun Belimbing Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, namun tidak banyak yang membeli belimbing hasil kebun mereka.
Hal tersebut dirasakan Yulis Setyowati. Petani belimbing itu mengaku pendapatannya merosot dibanding sebelum pandemi Covid-19. Biasanya dalam sehari saja dirinya sudah bisa mendapatkan Rp200 ribu dari penjualan belimbing.
"Sekarang Rp25 ribu kadang dapat, kadang nggak," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (8/3/2021).
Yulis juga bercerita, kebun belimbing sudah ada di Ngringinrejo sejak puluhan tahun lalu. Jumlah total lahan perkebunan yang tersedia hingga saat ini mencapai 127 hektare.
Tiap tahun, katanya, kerap digelar festival belimbing menyambut sedekah bumi. Dirinya mengingat, sejauh ini festival itu sudah dilaksanakan selama 5 kali berturut-turut, dan dikunjungi para pejabat daerah seperti halnya Bupati maupun Wakil Bupati Bojonegoro.
"Dulu pernah waktu mau menyalonkan, yang bu Anna (Bupati Bojonegoro, red) datang," ungkapnya mengingat kunjungan itu pada 2019.
Setelah momen itu, Bupati Bojonegoro belum pernah lagi mengunjungi aktivitas para petani Agrowisata Kebun Belimbing Desa Ngringinrejo.
"Yang pak Wawan (Wakil Bupati Bojonegoro, red) pernah berkunjung di tahun kemarin. Itu pas waktu festival," kata Yulis.
Sementara itu, Warsito, petani belimbing lainnya mengatakan, pendapatan para petani tidak stabil karena menjualnya hanya di lokalan saja, dan tidak lagi disetorkan hingga ke luar daerah.
"Sejak pandemi menjualnya hanya di kebun saja. Dulu, sampai disetorkan ke Babat, Lamongan," katanya.
"Rata-rata per 30 pohon dalam sekali panen buah belimbing bisa dapat Rp5 juta," kata Warsito lagi.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Para petani belimbing di Desa Ngringinrejo Bojonegoro berharap, warga dan wisatawan kembali datang ke desa mereka untuk menikmati belimbing langsung dari kebunnya.
Tak perlu mahal, pengunjung hanya dikenakan tiket masuk seharga Rp2 ribu untuk hari biasa dan Rp3 ribu untuk di akhir pekan.
Dengan harga tiket tersebut, pengunjung sudah bisa masuk dan memetik buah belimbing segar langsung di kebunnya, atau dengan membeli di lapak penjual belimbing yang berjajar di jalan setapak di lokasi kebun. Harganya bervariatif, yakni mulai Rp5 ribu sampai Rp13 ribu per kilo gram.
Diketahui, kebun ini menjadi andalan utama pendapatan perekonomian sehari-hari para petani setempat karena kerap dikunjungi banyak wisatawan dari berbagai daerah dari Jawa Tengah maupun Jawa Timur.
Biasanya kebanyakan pengunjung memilih tempat berlibur bersama keluarga, kerabat, maupun sesama temannya di kebun ini sambil menikmati pemandangan menawan di sekitar kebun.