Harga Emas di Pegadaian Naik, Simak Rinciannya per Hari Ini 8 Maret 2021

Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (persero) ikut menawarkan jasa jual beli emas. Harga emas di BUMN gadai ini berubah setiap harinya.

Ada beberapa jenis emas yang dijual Pegadaian. Terdapat emas Antam dan emas Retro. Selain itu juga terdapat emas Batik dan emas UBS. Semua jenis emas ini hanya tersedia di outlet Pegadaian.

Setiap harinya harga emas yang dijual terus berubah. Pada Senin, 8 Maret 2021, harga beberapa jenis produk emas di Pegadaian terpantau naik.

Berikut ini daftar lengkap dan terbaru harga emas PT Pegadaian (Persero) pada 8 Maret 2021:

Harga Emas Antam Retro

- 0,5 gram = Rp 434.000

- 1 gram = Rp 867.000

- 2 gram = Rp 1.733.000

- 3 gram = Rp 2.599.000

- 5 gram = Rp 4.331.000

- 10 gram = Rp 8.662.000

- 25 gram = Rp 21.652.000

- 50 gram = Rp 43.303.000

- 100 gram = Rp 86.605.000

 

Harga Emas Antam

- 2 gram = Rp --

- 3 gram = Rp --

- 5 gram = Rp --

- 10 gram = Rp --

- 25 gram = Rp --

- 50 gram = Rp --

- 100 gram = Rp -

 

Harga Emas Antam Batik

- 0,5 gram = Rp 608.000

- 1,0 gram = Rp 1.121.000

- 8,0 gram = Rp 8.458.000

 

Harga Emas UBS

- 0,5 gram = Rp 486.000

- 1 gram = Rp 911.000

- 2 gram = Rp 1.806.000

- 5 gram = Rp 4.461.000

- 10 gram = Rp 8.874.000

- 25 gram = Rp 22.142.000

- 50 gram = Rp 44.190.000

- 100 gram = Rp 88.345.000

- 250 gram = Rp 220.797.000

- 500 gram = Rp 441.072.000

- 1000 gram = Rp 881.191.000

 

Reporter: Anisa Aulia

Maret 2021 Penuh Tekanan, Harga Emas Berisiko Terjun Bebas ke USD 1.600

Penampakan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Penampakan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pekan pertama Maret 2021 merusak emas dengan harganya menembus level psikologis USD 1.700 per troy ounce. Harga emas pun berisiko terjun ke USD 1.600.

Harga emas turun lebih dari USD 200 sejak awal tahun ini. Bahkan emas berjangka April Comex sempat diperdagangkan pada USD 1.699,10, turun 2,8 persen pada pekan ini.

Penyebab utamanya adalah meningkatnya imbal hasil Treasury AS 10-tahun, dan memicu penguatan dolar AS yang membebani emas. Pekan ini, pesan pimpinan Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, yang mengabaikan inflasi dan kenaikan imbal hasil tidak membantu.

"Kegagalan Powell untuk menahan kenaikan hasil obligasi baru-baru ini menghilangkan kilau emas. Ini telah memberikan prospek bullish jangka pendek untuk dolar, yang membebani emas. Kita akan melihat pasar obligasi berjalan bebas, dan saat ini ada beberapa tekanan jangka pendek yang dapat membuat emas rentan," kata analis pasar senior OANDA, Edward Moya, seperti dikutip dari Kitco pada Senin (8/3/2021).

Jika level dukungan utama tidak bertahan, menurut Moya, maka emas bisa terjun ke level USD 1.600. Ini kemungkinan akan menjadi titik terendah.

"Saya mengantisipasi bahwa saat ini kita bisa melihat USD 1.600, sebuah flash crash. Namun, di sanalah pembeli akan muncul dengan kuat. Ini akan menjadi titik beli yang menarik bagi banyak investor institusi," tutur Moya.

 

Emas pada Kondisi Kritis

Replika emas logam mulia di Butik Emas LM ANTAM, Jakarta,Senin (19/10).Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau emas Antam pada perdagangan Senin, 19 Oktober 2020, stabil sejak dua hari lalu.
Replika emas logam mulia di Butik Emas LM ANTAM, Jakarta,Senin (19/10).Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau emas Antam pada perdagangan Senin, 19 Oktober 2020, stabil sejak dua hari lalu.

Mengingat fokus tetap pada kenaikan imbal hasil dan dolar, artinya emas pada pekan depan bisa berada di level USD 1.685. Direktur Perdagangan Global Kitco Metals, Peter Hug, mengatakan emas berada di posisi teknis kritis jika mengikuti indikator Fibonacci.

"Saya memperkirakan kenaikan dari sudut pandang teknis, emas akan ditutup dan diperdagangkan USD 1.700 pada pekan depan, yang merupakan level psikologis. USD 1.725 merupakan level resistensi selanjutnya diikuti USD 1.750," kata Hug.

Namun, ada risiko penurunan yang lebih jelas menuju USD 1.660, bahkan lebih rendah. Hal ini diungkapkan Pimpinan Strategi Global TD Securities, Bart Melek, yang mengutip kebutuhan Fed untuk mengklarifikasi dengan jelas kapan dan di bawah kondisi apa bank sentral dapat mengintervensi kurva imbal hasil.

Jika emas gagal menahan di USD 1.675 pada pekan depan, maka pasar akan melihat harga di USD 1.610. Direktur Walsh Trading, Sean Lusk, mengatakan "Kita setidaknya harus berada di atas USD 1.675 pada pekan depan, atau semua taruhan dibatalkan."

Di sisi lain, Hug masih konstruktif pada emas dalam jangka menengah, menambahkan bahwa stimulus fiskal masih akan ada karena Fed tidak berencana untuk membalikkan kebijakan hingga 2022.

Melek juga optimistis pada emas menjelang akhir 2021. Menurutnya, harga emas akan jauh lebih tinggi memasuki 2022.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: