Vending Machine Plasticpay, Cara Baru Tukar Sampah Botol Plastik dengan Uang

Liputan6.com, Jakarta - Semakin hari, semakin banyak cara kreatif untuk mengumpulkan sampah plastik. Salah satu yang terbaru adalah dengan menyediakan vending machine alias mesin otomatis pengumpul sampah yang diinisiasi oleh Plasticpay, sebuah perusahaan lokal berbasis sosial digital.

"Program terbaru dari Plasticpay adalah menghadirkan semi reverse vending machine pertama di Indonesia yang merupakan 100 persen karya anak bangsa," ujar dia, dalam siaran pers kepada Liputan6.com, Jumat, 5 Maret 2021.

Lewat mesin itu, semua orang bisa membuang sampah botol plastik yang akan dikonversikan menjadi poin. Poin yang terkumpul nantinya bisa digunakan untuk berbelanja. Poin juga bisa dikonversikan menjadi uang elektronik, seperti Gopay, OVO, Dana, LinkAja, dan InaCash.

"Kemudian sistem yang keempat, kami juga mengajak warung-warung tradisional yang berfungsi untuk mengakomodasi masyarakat yang tidak memiliki handphone atau apapun untuk bisa mentransformasikan Plasticpay poin menjadi uang tunai," kata Marco Dharmajaya, Direktur Plasticpay.

Keberadaan vending machine itu menjadi kelanjutan program pengumpulan sampah botol plastik berbasis digital. Sebelumnya, Plasticpay memiliki 51 titik pengumpulan mini (mCP) yang tersebar di berbagai area di sekitar Kabupaten dan Kota Tangerang, seperti masjid, pesantren, klub golf, dan sekolah.

Perusahaan itu menargetkan bisa memasang lebih dari 1.400 MCP di area Jabodetabek, tanpa menjelaskan tenggat waktunya. Sampah botol plastik yang terkumpul kemudian akan didaur ulang menjadi butiran plastik Recycled Polyester Staple Fiber (RePSF). Selanjutnya, biji plastik daur ulang akan dijadikan benang dan kain daur ulang.

"Hasil dari pengumpulan sampah botol tersebut akan kami salurkan ke perusahaan induk kami (INOV) untuk diproses untuk produk-produk daur ulang seperti tas, sajadah, karpet mobil, dan lainnya," kata Marco.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Penumpang antre menukarkan sampah botol plastik dengan tiket kereta menggunakan mesin daur ulang di stasiun metro bawah tanah Cipro, Roma, Selasa (8/10/2019). Setiap 30 sampah botol plastik, warga akan mendapatkan satu tiket yang berlaku untuk 100 menit perjalanan kereta. (Tiziana FABI/AFP)
Penumpang antre menukarkan sampah botol plastik dengan tiket kereta menggunakan mesin daur ulang di stasiun metro bawah tanah Cipro, Roma, Selasa (8/10/2019). Setiap 30 sampah botol plastik, warga akan mendapatkan satu tiket yang berlaku untuk 100 menit perjalanan kereta. (Tiziana FABI/AFP)

Vending machine tersebut saat ini baru tersedia di Imperial Klub Golf di Lippo Karawaci. Dalam akun Youtube Plasticpay terlihat proses penukarannya relatif gampang.

Sebelum menukar sampah botol plastik, Anda harus mengunggah aplikasi Plasticpay terlebih dulu. Selanjutnya, scan barcode di mesin otomatis agar bisa terhubung dengan aplikasi di ponsel Anda. Kode batang di botol plastik yang dibawa kemudian di-scan agar bisa memasukkan ke dalam mesin.

Setelah lubang pengumpulan terbuka, masukkan botol ke dalam mesin tersebut. Di saat bersamaan, mesin juga akan menunjukkan berapa poin yang diperoleh dari penukaran satu botol plastik tersebut. Poin yang didapat langsung ditambahkan secara otomatis ke akun Plasticpay masing-masing.

Selain program pengelolaan sampah botol plastik, perusahaan itu juga meluncurkan program kolaborasi CSR untuk perusahaan. Program ini ditujukan untuk membantu dan berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan dalam pengelelolaan program CSR mereka.

Sementara itu, Direktur INOV Suhendra Setiadi menyatakan program tersebut merupakan bagian dari ekonomi sirkular yang meningkatkan nilai sampah botol plastik untuk masyarakat. Ia menyatakan program tersebut juga diperlukan untuk menjaga pasokan bahan baku mengingat masih tingginya impor sampah botol plastik di Indonesia. Padahal, jumlah sampah plastik di Indonesia sangat tinggi.

"Tingkat daur ulang (recycling rate) di Indonesia masih sangat rendah, yaitu di bawah 10 persen. Yang kedua adalah adanya ironi, di mana Indonesia dijuluki sebagai negara penghasil sampah terbesar kedua di dunia namun untuk proses daur ulang kita masih impor sampah botol plastik dari negara lain seperti Jepang, Australia, dan China," kata Suhendra. (Melia Setiawati)

Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi

Infografis Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: