Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun hampir USD 100 pada pekan lalu dan jatuh ke level USD 1.720 oer ounce. Ini adalah posisi terendah dalam 8 bulan. Penurunan tersebut karena tekanan surat utang dan nilai tukar dolar AS.
Namun kemungkinan penurunan harga emas ini belum akan berakhir. Investor masih akan melancarkan aksi jual karena imbal hasil obligasi dan nilai tukar dolar AS masih terus menunjukkan perbaikan.
"Musuh emas itu dolar AS dan tampaknya mata uang AS akan rebound. Investor juga memperhatikan kenaikan imbal hasil surat utang AS," jelas kepala analis SIA Wealth Management Colin Cieszynski, seperti dikutip dari Kitco, Senin (1/3/2021).
Sebanyak 13 analis ikut serta dalam survei Kitco. Dari jumlah tersebut delapan analis atau 61,5 persen mengatakan bahwa harga emas masih tertekan.
Sedangkan tiga analis atau 23 persen memperkirakan harga emas akan menguat. Sisanya yaitu dua analis atau 15,5 persen menyatakan harga emas bergerak mendatar.
Sedangkan sebanyak 669 investor ritel ikut serta dalam jajak pendapat Kitco pada pekan ini. Dari jumlah tersebut, 351 invstor atau 52,5 persen melihat harga emas akan naik.
Sedangkan 223 investor lainnya atau 33,3 persen memperkirakan emas akan jatuh. Sementara 95 pemilih lainnya atau 14,2 persen melihat pasar emas bergerak mendatar.
Minggu ini menandai tingkat partisipasi survei Main Street terendah dalam hampir setahun.
Analis memperkirakan level suport harga emas akan kembali diuji pada pekan ini. Harga tersebut di kisaran USD 1.700 per ounce. Banyak sentimen yang akan membebani harga emas pekan ini.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Sentimen Penentu Harga Emas
Adrian Day yag merupakan CEO dari Adrian Day Asset Management menjelaskan, pada dasarnya ada sentimen positif untuk emas pada pekan ini. Salah satunya adalah likuiditas yang berlimpah di seluruh dunia.
Sedangkan nilai tukar dolar AS sebenarnya hanya memantul dari harga terendahnya. Untuk suku bunga obligasi sebenarnya sudah naik pada pekan kemarin.
"Sehingga mungkin pada minggu ini adalah penurunan terakhir harga emas," kata dia.
bahkan, ada analis yang mempekirakan harga emas akan terus tertekan sampai ke level USD 1.500 per ounce.
Penerbit V.R. Metals/Resource Letter, Mark Leibovit, mengatakan bahwa harga emas kemungkinan akan mengalami tekanan hingga di kisaran USD 1.500 per ounce.