Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 tidak hanya mengancam kesehatan fisik tetapi juga kesehatan jiwa. Karenanya, menjaga kesehatan jiwa di tengah pandemi tak kalah pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 dr. Sony Harry B. Harmadi mengungkapkan, sebagai lingkungan terdekat, keluarga memiliki peran penting.
“Keluarga adalah wahana pertama dan utama di dalam menjaga ketahanan dan kesehatan jiwa seseorang. Makanya kita perlu membangun keluarga yang tangguh,” ujar Sony dalam gelar wicara daring yang diadakan oleh BNPB pada Kamis (25/02/2021).
Menurut Sony, keluarga tangguh adalah keluarga yang mampu memberikan dukungan bagi keluarganya. Salah satu contohnya adalah mendampingi anak ketika belajar daring atau sekolah daring, ikut bermain bersama anak, mendengarkan keluhan mereka, memberi rasa nyaman dan membantu untuk menenangkan.
Setiap anggota keluarga juga saling mengisi dan memberi afeksi, saling menghargai setiap peran anggota keluarga, dan mendorong kualitas waktu bersama.
“Waktu bersama itu betul-betul harus berkualitas. Ini menjadi momentum untuk mendidik anak dalam konteks yang baik,” kata Sony.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Peluncuran buku panduan
Dalam kesempatan tersebut, Satgas COVID-19 Bidang Perubahan Perilaku juga meluncurkan buku Panduan Kesehatan Jiwa pada Masa Pandemi COVID-19: Peran Keluarga sebagai Pendukung Pertama. Buku tersebut diharapkan dapat mendorong peranan keluarga dalam perubahan perilaku untuk menerapkan protokol kesehatan 3M dan menjaga kesehatan jiwa.
“Kita harus memelihara jangan sampai kesehatan jiwa terganggu sehingga berdampak terhadap kesehatan fisik. Padahal kita butuh fisik yang prima sehingga kita tidak mudah tertular COVID-19,” kata Sony.
Ia pun menyebut keluarga tangguh diperlukan untuk mengurangi dan mengakhiri pandemi. Bila semua keluarga dapat mematuhi protokol kesehatan, pandemi bisa berakhir lebih cepat.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi