Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo menyekat daerah perbatasan dengan Surabaya, yaitu Jalan Raya Waru, Pondok Tjandra, Krian, Porong dan Prambon, untuk mengantisipasi liburan Imlek pada 12 hingga 14 Februari mendatang.
Penjabat (Pj) Bupati Sidoarjo Hudiyono mengungkapkan, warga luar kota yang masuk Sidoarjo akan dicek suhu badan dan diperiksa identitasnya. Jika tidak bisa menunjukkan surat keterangan sehat akan dilakukan rapid antigen di tempat.
"Satgas penanganan covid-19 pemkab Sidoarjo sudah menyiapkan antisipasi jika ada warga luar kota yang positif dari hasil pemeriksaan rapid antigen, maka orang tersebut diminta isolasi mandiri di tempat yang sudah disediakan satgas," ujarnya, Rabu (10/2/2021).
Penjabat yang sering disapa Cak Hud ini mengatakan, pihaknya selama pelaksanaan PPKM mikro sudah menyiapkan 1000 rapid antigen. Dinas kesehatan akan melakukan 3T (Tracing, testing dan treatment) kepada warga yang tinggal di kawasan PPKM mikro dan warga dari luar kota yang masuk ke Sidoarjo tanpa bisa menunjukkan surat keterangan sehat bebas covid.
"Kami minta masyarakat menyadari pemberlakukan penyekatan jalan selama libur Imlek, ini antisipasi yang dilakukan pemkab Sidoarjo menekan penyebaran Covid-19," ucapnya.
Selama berlangsungnya PPKM jilid 3, lanjut Cak Hud, petugas gabungan dari TNI-Polri dan satpol PP Sidoarjo tidak kendor melakukan razia operasi yustisi. Operasi yustisi dinilai efektif dan berhasil menurunkan penyebaran. Lebih dari 2 milyar uang denda dari pelanggar Prokes yang terjaring operasi yustisi.
"Kami membandingkan sebelum dan setelah PPKM. Mulai dari BOR isolasi atau ketersediaan kamar isolasi sebelum PPKM jumlah kamar yang terisi mencapai 91 persen. Kemudian setelah PPKM menurun menjadi 60 persen," ucapnya.
Kasus Harian Turun
"BOR ICU covid semula 87 persen sebelum PPKM sekarang sudah turun menjadi 67 persen. Apalagi kita sudah menambah sarana dan prasarana alat bantu pernafasan HFNC", ujar Hudiyono usai sidak posko PPKM mikro di perum Bluru Kidul Residence," ujarnya.
Hudiyono menambahkan, kasus konfirmasi baru harian dari 24-53 orang per hari sebelum PPKM, sekarang turun menjadi rata-rata 1 orang per hari.
"ROT (rate of transmission) atau tingkat penyebaran turun dari 1,03 persen menjadi 0.96 persen. saya kira upaya ini tidak lepas dari kedewasaan masyarakat Sidoarjo terhadap pelaksanaan PPKM jilid ketiga ini", pungkasnya.