Lebih dari 1.000 orang warga Israel berkumpul di luar Kota Tua Yerusalem pada Selasa (15/6). Mereka membawa bendera Israel untuk memulai pawai yang digelar oleh kelompok sayap kanan.
Pawai itu dilakukan untuk merayakan ulang tahun pendudukan Israel di sisi timur Yerusalem pada 1967.
Acara itu akan menjadi ujian pertama bagi Perdana Menteri Israel Naftali Bennett yang baru dua hari memimpin. Mengingat lokasi pawai begitu sensitif dan dapat menimbulkan bentrokan baru dengan Hamas.
AFP melaporkan ribuan orang berkumpul di luar Gerbang Damaskus. Mereka membawa bendera Israel dan menyanyikan lagu kebangsaan gerakan pemukiman negara Yahudi.
Beberapa mengangkat poster anggota parlemen sayap kanan dan sekutu Netanyahu Itamar Ben-Gvir di pundak mereka.
Unjuk rasa oleh kelompok-kelompok Yahudi sayap kanan di Yerusalem membantu memicu serangan polisi ke kompleks masjid Al-Aqsa bulan lalu. Peristiwa itu memicu gejolak paling mematikan dari kekerasan Israel-Palestina sejak 2014.
Pawai awalnya dijadwalkan pada awal Mei, tetapi penyelenggara membatalkannya sebagai protes setelah polisi mengalihkan rute untuk menghindari Gerbang Damaskus, pintu masuk utama bagi penduduk Palestina di Yerusalem timur.
Sebuah pawai baru ditetapkan untuk Kamis lalu tetapi ditunda karena penentangan polisi Israel terhadap rute tersebut dan peringatan dari Hamas, yang berkuasa di Gaza.
Pawai akhirnya disepakati digelar pada Selasa. Penyelenggara telah berkonsultasi dengan polisi terkait rutenya. Mereka tidak akan memasuki Kota Tua di Gerbang Damaskus, melainkan mengambil rute yang menghindari Muslim Quarter sebelum mencapai Tembok Barat, tempat suci bagi orang Yahudi.
Polisi mengatakan lebih dari 2.000 bala bantuan telah tiba di kota.
Petugas melakukan sterilisasi area. Mereka menggunakan peluru berujung busa dan granat kejut untuk membubarkan warga Palestina. Bentrokan tersebut melukai 17 orang, 3 di antaranya dirawat di rumah sakit.