Kasus Corona Melonjak, DPR Minta Pemerintah Perbanyak Testing dan Tracing

Kasus Corona Melonjak, DPR Minta Pemerintah Perbanyak Testing dan Tracing
Dua orang tenaga kesehatan beristirahat sejenak saat menunggu pasien di ruang isolasi COVID-19 Rumah Sakit Umum (RSU) Dadi Keluarga, Kabupetan Ciamis, Jawa Barat, Senin (14/6/2021). Foto: Adeng Bustomi/ANTARA FOTO

Indonesia kembali mengalami kenaikan kasus COVID-19, Jakarta bahkan kembali menjadi provinsi dengan kasus positif terbanyak. Padahal, sebelumnya corona di Ibu kota cenderung dapat dikendalikan.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Melkiades Laka Lena mendorong pemerintah untuk memperbanyak tes corona (testing).

"Perbanyak testing tracing sehingga peta sebaran COVID-19 tergambar. Perkuat kapasitas RT, RW, dusun, kampung, desa, kelurahan dalam melakukan testing, tracing dan isolasi mandiri pasien positif kategori ringan atau OTG," kata Melki, Kamis (17/6)

Politikus Golkar ini berpendapat, pemerintah perlu memperkuat konsolidasi tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas dan klinik. Selain itu juga rumah sakit rujukan COVID-19 maupun isolasi terpusat di level kecamatan atau kabupaten Kota.

"Berbagi tugas dan tanggungjawab dalam menangani lonjakan kasus di masing-masing daerah," urai Melki.

"Antar daerah atau antar rumah sakit perlu saling dukung bersama asosiasi kesehatan setempat juga sekolah kesehatan untuk siapkan tenaga pendukung apabila ada daerah tertentu yang kategori merah atau bahkan hitam karena kasusnya melonjak tinggi," tambah Melki.

Kasus Corona Melonjak, DPR Minta Pemerintah Perbanyak Testing dan Tracing (1)
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena. Foto: DPR RI

Lebih lanjut, legislator dapil NTT ini mengatakan pelaksanaan protokol kesehatan ketat di semua daerah dan PPKM skala mikro level RT, RW, dusun, kampung, desa, kelurahan kembali harus dilakukan secara lebih disiplin dan tanpa kompromi dalam beberapa waktu ke depan.

"Fasilitas publik dan transportasi publik perlu dibatasi secara ketat dalam situasi dan kondisi saat ini mengurangi keramaian dan berkumpulnya banyak orang dalam waktu yang lama. Pertemuan dan acara dalam bentuk daring diutamakan daripada tatap muka," pungkas Melki.