Seorang pakar kesehatan Dr Subhash Salunke mengungkapkan sebelum virus corona varian India menyebar, ia telah memperingatkan sejumlah pemimpin di India agar memperhatikan penularan virus tersebut.
Salunke, yang juga mantan pejabat WHO ini mengatakan ia memberi tahu beberapa pejabat kesehatan paling senior India pada awal Maret 2021, berbicara melalui telepon kepada Perdana Menteri Narendra Modi, penasihat virus corona India, V.K. Paul, dan kepala Pusat Pengendalian Penyakit Nasional (NCDC), Sujeet Kumar Singh.
Salunke mengatakan kepada Reuters bahwa dia memperingatkan Paul dan Singh bahwa virus itu menunjukkan tanda-tanda bermutasi di Distrik Amravati negara bagian barat Maharashtra.
"Meskipun petugas kesehatan masyarakat seperti saya memberi mereka peringatan keras, mereka tidak mengindahkannya," kata Salunke seperti dikutip Reuters, Rabu (16/6)
Varian yang kini dikenal sebagai B.1.617 itu memicu gelombang besar kasus virus corona di India dan sejak itu menyebar ke lebih dari 40 negara lain. Pada bulan Mei, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutnya sebagai 'varian yang menjadi perhatian' dengan alasan tingkat penularannya yang tinggi.
Sementara itu, V.K. Paul menyangkal, menurutnya apa yang disampaikan Salunke sebagai penyampaian informasi bukan penyampaian peringatan.
“Pemerintah memperkuat studi sekuensing dan klinis-epidemiologis. Pemerintah secara intens, berulang kali, dari berbagai forum, menekankan perlunya penahanan menggunakan semua alat dengan lebih giat, dan mengoptimalkan pengujian.” kata Paul.
Kendati sudah diperingatkan di awal Maret bahwa varian baru sedang berlangsung di India, pemerintah federal mengizinkan rapat umum pemilihan, festival keagamaan, dan pertemuan massal lainnya untuk dilanjutkan, dan gagal untuk mengambil tindakan untuk menghentikan penyebaran virus.
Dalam 80 hari, varian tersebut berpindah dari Amravati ke sejumlah negara di seluruh dunia, termasuk Inggris, Amerika Serikat dan Singapura serta kini sudah menyebar di banyak negara.
Di India, peningkatan dramatis dalam jumlah infeksi dari April 2021 sebagian didorong oleh varian baru virus corona, kesalahan fatal ini menyebabkan rumah sakit kehabisan tempat tidur dan oksigen dan menyebabkan krematorium dan kuburan meluap.