Benjamin Netanyahu harus rela melepas posisinya sebagai Perdana Menteri Israel pada Minggu (13/6) setelah parlemen menggelar voting terhadap pemerintahan baru yang diajukan oleh Naftali Bennett.
Hasilnya, Parlemen Israel menyetujui pemerintahan baru yang diajukan Bennett dengan suara tipis 60-59.
Usai resmi dilengserkan, Netanyahu mengatakan dirinya akan kembali merebut posisi Perdana Menteri Israel.
"Jika kita ditakdirkan untuk menjadi oposisi, kita akan melakukannya dengan kepala tegak sampai kita dapat menggulingkannya (Bennett)," kata Netanyahu dikutip dari Reuters, Senin (14/6).
Pria berusia 71 tahun menambahkan, dirinya akan berupaya sesegera mungkin kembali merebut posisi Perdana Menteri Israel dari Bennett.
"Lebih cepat dari yang dipikirkan orang," ucap dia.
Netanyahu merupakan PM Israel sejak 2009. Ia juga pernah menjabat PM Israel periode 1996 hingga 1999. Ia merupakan PM Israel terlama.
Sementara PM Israel baru, Naftali Bennett, merupakan seorang miliuner dan politikus yang pernah menduduki sejumlah jabatan menteri di pemerintahan Netanyahu. Terakhir ia menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Selain dikenal sebagai pengusaha dan politikus, Bennett yang lahir di Kota Haifa, merupakan penganut Yahudi Ortodoks.
Rencananya, Bennett akan segera dilantik sebagai PM Israel baru tidak lama setelah voting. Pria 49 tahun itu akan menjabat hingga 2023 mendatang.