Pemerintah Kepri sepakati kerjasama perdagangan produk unggulan dengan Pemerintah Jatim. Penandatangan dilakukan langsung oleh Gubernur Kepri H Ansar Ahmad dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Jumat (30/4) di Batam.
Dikabarkan, kerjasama tersebut tidak hanya pada sektor perdagangan, tetapi juga investasi dan industri. Bahkan pada pembangunan berkelanjutan.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad berharap kesepakatan tersebut tidak hanya di sektor perdagangan saja, namun juga untuk sektor investasi dan industri. Sebab menurut Ansar, setiap Kabupaten Kota di Kepri mempunyai keistimewaan masing-masing.
“Bahkan kami berharap berkelanjutan pada pembangunan lainnya,” tutur Ansar.
Keistimewaan Kepri, Terkait Perdagaan dan Produk Unggulan
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menjabarkan keistimewaan yang dimiliki oleh Kepulauan Riau. Seperti Kota Batam unggul di sektor industri galangan kapal, jasa pelabuhan, pergudangan, offshore dan elektronik. Ditambah lagi Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus yakni kawasan bebas pajak.
Kabupaten Karimun dikembangkan menjadi kawasan industri galangan kapal, industri oil tanking, refainare oil, pertambangan granit dan industri perikanan.
Sementara Kabupaten Bintan untuk pengembangan pusat pariwisata, industri pengolahan bahan makanan dan pengolahan hasil pertambangan seperti alumina.
"KotaTanjungpinang yang merupakan ibu kota Provinsi Kepri sedang dikembangkan sebagai pusat industri halal, pariwisata kuliner dan pariwisata religi serta sejarah," jelas Ansar.
Sedang untuk Kabupaten Natuna, Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga selain pariwisata, juga akan dikembangkan industri perikanan.
Keunggulan tersebut, lanjut Ansar, ditambah dengan posisi geografis Kepri yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura sehingga membuat pertumbuhan ekonomi Kepri melaju pesat.
Kerjasama Kepri dan Jatim, Sudah Lama Terjalin
Ternyata, selama ini Kepri dan Jatim sudah lama menjalin kerjasama. Data kerjasama dari Kota Batam ke Jatim, nilainya mencapai Rp565,5 miliar. Sementara nilai sektor perdagangan Jawa Timur ke Batam tembus di angka Rp6,8 triliun dengan bidang perdagangan yang sama yakni pipa, crud palm oil, elektronik, bisnis hewan dan tumbuhan.
"Sebelum pandemi Covid-19, angka pertumbunan ekonomi Kepri di atas rata-rata nasional, mencapai 7,2 persen. Saat Covid-19 melanda, pertumbuhan ekonomi Kepri terkontraksi minus 6,6 persen pada Tahun 2020. Pada April 2021 sudah mulai ada perbaikan sehingga menjadi minus 3,8 persen. Saya menargetkan, pada akhir 2021 ini pertumbuhan ekonomi Kepri bisa mencapai 3,5 persen hingga 5,6 persen," jelas Ansar.
Untuk itu, Gubernur Ansar meminta para OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan pengusaha bisa menindaklanjuti kerjasama perdagangan ini dengan sangat serius sehingga tidak hanya berhenti di seremoni penandatangan saja.
Sementara itu Gubenur Jawa Timur, Khofifah sangat menyambut baik kesepakatan perdagangan kedua daerah. Ia berharap kerjasama tersebut terus berkesinambungan ke berbagai sektor lainnya.
"Saya berharap silahturrahmi ini tidak hanya terbatas pada perdagangan saja. Tetapi juga sektor lainnya. Diharapkan kerja sama ini mampu membangun sebuah sinergitas dan penguatan kapasitas para pelaku usaha kedua daerah," ungkap Khofifah.
Kepri, kata Khofifah merupakan daerah yang memiliki potensi besar dari segi geografisnya, karena berbatasan dengan Singapura dan Malaysia. Mempunyai kawasan industri yang lebih banyak dan luas dari Jawa Timur. Sementara Jawa Timur lebih punya banyak perusahaan industri dibanding jumlah kawasan industri.
Kondisi tersebut bisa menjadi peluang besar bagi Jawa Timur, untuk berinvestasi di Batam. Maka itu, Khofifah berharap Gubernur Kepri melakukan kunjungan balasan ke Jawa Timur untuk melihat langsung keunggulan-keunggulan perdagangan dan industri di sana.