Di era yang serba digital ini, sebagian besar manusia memanfaatkan berbagai teknologi untuk menunjang kehidupannya. Handphone, laptop, dan tablet adalah contoh perangkat elektronik aktual yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Saat ingin share-loc ke temanmu melalui media sosial, saat ingin memesan ojek online, saat sedang asik belanja online, atau saat membuka google map, sadarkah kita bahwa lokasi kita yang tertera di perangkat elektronik yang kita gunakan sebenarnya telah melalui proses perhitungan yang menakjubkan, sehingga dapat lokasi tersebut dapat kita gunakan untuk keperluan sehari-hari. Ini semua berkat kecanggihan teknologi dari GPS.
GPS atau Global Positioning System adalah sekumpulan satelit berjumlah 24 buah yang ditempatkan sedemikian rupa pada ketinggian tertentu di atas permukaan Bumi, sehingga dapat melingkupi seluruh wilayah di permukaan Bumi. Tiap satelit GPS akan mengorbit Bumi dalam kurun waktu 12 jam dan memancarkan sinyal atau gelombang radio ke permukaan Bumi.
Setiap perangkat elektronik yang dapat menampilkan posisi penggunanya, biasanya memilki receiver GPS di dalamnya. Receiver GPS ini akan berperan sebagai penerima gelombang radio dari satelit GPS. Informasi yang diperoleh receiver GPS tersebut adalah berupa lintang geografis, bujur geografis, dan ketinggian satelit GPS. Informasi tersebut didapatkan dari hasil perhitungan jeda waktu antara gelombang radio yang dipancarkan satelit GPS dan yang diterima oleh receiver GPS di permukaan Bumi. Untuk dapat menentukan posisi sebuah receiver GPS di permukaan Bumi, receiver harus menerima setidaknya tiga sinyal yang berbeda dari tiga satelit GPS terdekat.
Bayangkan bahwa sebuah satelit GPS sedang mengarahkan senter raksasa ke receiver di permukaan Bumi, maka akan terbentuk lingkaran cahaya (imajiner) di permukaan Bumi, di mana satelit tersebut berada di pusat lingkaran dan receiver GPS berada di titik persinggungan lingkaran cahaya tersebut. Jika terdapat tiga buah satelit GPS yang berdekatan dengan sebuah receiver GPS di permukaan Bumi, maka akan terbentuk tiga buah lingkaran imajiner yang saling berpotongan tepat di posisi receiver GPS tersebut. Karna receiver GPS telah mendapatkan informasi posisi ketiga satelit GPS tadi dari sinyal yang dikirimkan satelit, maka receiver dapat menghitung posisinya di permukaan Bumi dengan menggunakan dua metode, yaitu Triangulation dan Trilateration. Triangulation mengandalkan sudut yang dibentuk oleh ketiga satelit GPS terdekat untuk menentukan posisi receiver GPS di permukaan Bumi, sedangkan Trilateration lebih mengandalkan jarak ketiga satelit ke receiver. Posisi yang diperoleh kemudian akan muncul di perangkat teknologi kita dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari. Proses ini dapat berlangsung secara real time, sehingga kita dapat melihat perubahan posisi kita tiap saat.
GPS sebenarnya adalah teknologi yang dikembangkan oleh Amerika Serikat untuk keperluan militernya. Namun, seiring berjalannya waktu, teknologi ini kemudian dikomersialisasikan secara global untuk menunjang keperluan umat manusia. Beberapa negara lain juga memiliki teknologi yang serupa dengan GPS, antara lain:
- Rusia, Global Navigation Satellite System (GLONASS),
- China, BeiDou Navigation Satellite System (BDS),
- Eropa, European Global Navigation Satellite Systems (GNSS),
- India, Indian National Navigation Satellite System (IRNSS), dan
- Jepang, Quasi-Zenith Satellite System (QZSS).