''Wakuncar, waktu kunjung pacar...
Wakuncar cari cari pacar...''
Jatuh cinta memang bisa membuat orang melakukan banyak cara agar dapat bertemu sang kekasih. Seperti penggalan lirik lagu karya Camelia Malik di atas, saat wakuncar tak afdal jika tak dilakukan dengan melakukan 'ngapel malam' di rumah pacar.
Namun, tidak seperti kencan pada umumnya, Bhutan memiliki tradisi aneh yang dilakukan para pemuda saat wakuncar tiba. Bagi orang Bhutan, tradisi ini telah mendarah daging dalam budaya mereka untuk memperpanjang waktu pacaran yang dikenal dengan istilah 'night hunting'.
Tradisi yang disebut dengan Bomena ini merupakan aktivitas 'liar' malam hari yang dilakukan para pria Bhutan, dengan mengendap-endap ke kamar sang kekasih untuk melakukan hubungan seksual.
Hingga saat ini, Bhutan masih melakukan tradisi Bomena atau ‘berburu gadis di tengah malam’. Tradisi ini telah dipraktikkan di Bhutan bagian timur di wilayah pedesaan sejak berabad-abad silam.
Konon, tradisi Bomena dikenal sebagai cara bagi warga lokal untuk mendapatkan pendamping hidupnya. Tradisi ini harus dilakukan secara diam-diam. Jika tertangkap, pelaku harus menikahi gadis tersebut atau menjadi budak keluarga sang perempuan.
Jika pria tersebut tidak berhasil keluar dari kamar sang gadis hingga pagi hari, maka pasangan ini akan menikah setelah kedua keluarga menyepakatinya. Biasanya, tradisi ini dilakukan ketika seseorang menginjak usia 17 tahun. Mereka akan memulai perburuan dan menyelinap diam-diam ke kamar sang gadis saat senja menjelang dan kembali larut malam.
Sebelum mencuri gadis incaran dalam tradisi Bomena Bhutan, para pria akan bekerja sama untuk mengatur jadwal dalam aksi ''perburuan''. Sebelum menyelinap masuk ke dalam rumah si gadis, para pria yang terdiri dari beberapa orang telah mengatur jadwal kapan akan datang ke rumah gadis tersebut.
Para pria tersebut saling bekerja sama agar bisa masuk ke dalam rumah gadis incarannya. Namun, untuk bisa menyelinap ke dalam kamar si gadis bukanlah hal yang mudah.
Sebab, sebagian besar rumah-rumah tradisional di Bhutan terdiri dari dua atau tiga bangunan bertingkat, di mana kamar paling atas yang digunakan sebagai tempat tidur. Rumah-rumah tersebut juga dijaga oleh anjing-anjing ganas.
Agar bisa masuk ke dalam kamar, si pria membutuhkan berbagai alat untuk membuka kait pintu kayu. Jika tak bisa lewat pintu, mereka harus berusaha menemukan jalan melalui jendela atau dari atap loteng.
Perjuangan masih belum usai. Begitu si pria sampai di rumah gadis incaran, ia harus mencari tahu di mana si gadis tidur. Keadaan makin sulit karena mereka harus mencari di tengah kegelapan.
Bila gadis yang mejadi target perburuan menerima menghabiskan malam bersama sang pria, biasanya mereka akan melakukan hubungan badan. Namun jika ditolak, dia mungkin pergi untuk mencoba gadis lain atau kembali ke rumah.
Pria yang sukses biasanya meninggalkan rumah sebelum fajar tanpa sepengetahuan orang tua. Jika dia ketiduran dan tertangkap, keluarga si gadis akan meminta si pria untuk menikahi anak gadisnya atau diperingatkan jangan pernah kembali lagi.
Tradisi malam berburu terus diamati saat ini, terutama oleh orang-orang timur Bhutan. Untuk mengatasi hal ini, beberapa undang-undang yang dimasukkan melindungi perempuan. Selain itu, rumah setiap warga di kunci dengan kunci baja untuk mencegah pemburu masuk.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).