Sepanjang perjalanan dari Medan ke Banda Aceh, Cut Mun yang mengendarai Volvo warisan berhenti setidaknya empat kali. Pertama di Sungai Liput, sesudah adzan subuh, kedua di Peureulak, saat orang-orang di pasar sedang bongkar muat dagangan, ketiga di Simpang Mamplan, dan terakhir di kelokan Seunapet, saat menuruni Gunung Seulawah.
Di dalam kepalanya, Cut Mun mencari-cari cara untuk menjelaskan kunjungannya yang tiba-tiba ke Banda Aceh. Harus mulai dari mana ya, pikirnya berulang kali. Sebelah telapak tangannya berkeringat, membuat setir terasa licin. Telapak tangan yang satu lagi terus menerus diusap ke pahanya.
Jadi, aku berencana untuk menikah… terdengar seperti kabar gembira.