Segitiga bermuda tidak hanya bisa kamu temukan di Samudera Atlantik saja. Tempat misterius yang dianggap sebagai dalang di balik kecelakaan kapal maupun pesawat terbang ini ternyata juga bisa ditemukan di Indonesia.
Ialah Masalembo, tempat ini sering dikaitkan dengan tragedi kecelakaan kapal laut ataupun pesawat yang ada di Indonesia. Selain penuh misteri, ternyata Masalembo memiliki sederet fakta menarik lainnya.
Berikut kumparan rangkum lima fakta menarik Segitiga Masalembo yang dijuluki 'Segitiga Bermuda'-nya Indonesia.
1. Berada di Tengah-tengah Pulau Jawa
Segitiga Masalembo berada di sekitar Kepulauan Masalembo yang berada di kawasan segitiga imajiner di perairan Laut Jawa antara Pulau Bawean di Jawa Timur, Kota Majene di Sulawesi Barat, dan Pulau Tengah di Nusa Tenggara Barat.
Lokasinya yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa, Sulawesi, dan NTB, serta beberapa kasus di atas semakin memperkuat gelar Segitiga Bermuda yang disandang oleh Masalembo.
Secara geografis, Kepulauan Masalembo memiliki empat pulau, tiga di antaranya merupakan pulau utama yang berpenghuni, yakni Pulau Masalembo, Masakambing, dan Karamian. Sementara itu, pulau tanpa penghuni di Kepulauan Masalembo dikenal sebagai Pulau Kambing.
Secara administratif, Kepulauan Masalembo berada di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Luas total wilayahnya mencapai 40,85 km persegi. Kawasan kepulauan ini berbatasan langsung dengan Laut Jawa di seluruh sisinya.
2. Dijuluki 'Segitiga Bermuda'-nya Indonesia
Dijuluki sebagai Segitiga Bermuda, Masalembo dikenal menelan banyak nyawa, sama seperti Segitiga Bermuda di Samudera Atlantik.
Ada banyak kejadian tragis yang terjadi di kawasan perairannya, mulai dari kecelakaan kapal laut hingga kecelakaan pesawat terbang. Dua kasus yang paling menyita perhatian adalah kecelakaan KM Tampomas II dan hilangnya pesawat Adam Air.
Kecelakaan KM Tampomas II terjadi pada 25 Januari 1981. Kapal itu terbakar ketika tengah bertolak dari Dermaga Tanjung Priok menuju Ujungpandang.
KM Tampomas II membawa 1.105 Penumpang, 191 mobil, dan 200 motor. Akibat insiden tersebut, 431 orang tewas termasuk sang kapten, Abdul Rivai.
Kecelakaan populer berikutnya di Masalembo adalah pesawat Adam Air tujuan Surabaya-Manado yang terbang pada 1 Januari 2007. Pesawat yang membawa 102 penumpang itu dinyatakan hilang tanpa jejak setelah tak bisa dihubungi ATC Makassar.
Berdasarkan rekaman kotak hitam yang ditemukan di perairan Majene oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), disimpulkan bahwa Adam Air jatuh menabrak permukaan air laut hingga terbelah dua.
Kasus terakhir di Perairan Masalembo adalah Kapal Ro-Ro KM Santika Nusantara dengan rute Surabaya-Balikpapan yang terbakar saat melaut pada pada Kamis, 22 Agustus 2019 pukul 20.45 WIB. Untungnya, seluruh penumpang dinyatakan selamat, tak ada korban jiwa.
3. Konon Jadi Tempat Kerajaan Gaib
Dari sisi legenda, Segitiga Masalembo dipercaya masyarakat setempat sebagai lokasi bernaungnya kerajaan gaib terbesar di Indonesia yang dihuni siluman dan jin.
Versi lain menyebutkan perairan Masalembo sebagai daerah yang dikuasai Ratu Malaka, sosok gaib tak kasat mata yang diyakini sebagai 'ibu' dari orang-orang Suku Laut.
Oleh sebab itu, warga di Kepulauan Masalembo meyakini bahwa siapa pun yang hendak melalui perairannya, mesti memberi salam dan meminta izin pada para penghuni laut serta membawa sesajen khusus.
Apabila terjadi gelombang bergaris putih, maka itu merupakan tanda bahwa kawasan tersebut tak boleh dilewati. Nekat menerobos, maka nyawa taruhannya. Biasanya, orang-orang yang bandel dan tetap berlayar akan 'disambangi' cuaca buruk atau kelak akan bernasib sial sepanjang perjalanan.
4. Jadi Lokasi Pertemuan Arus Laut yang Sangat Kuat
Menurut peneliti, ada sejumlah faktor yang menyebabkan kenapa daerah Segitiga Masalembo berbahaya. Faktor pertama dipengaruhi adanya pertemuan arus yang disebut Arlindo.
Dapat dilihat dari gambar di atas. Pada bagian atas (garis hijau) menunjukkan air laut mengalir dari barat memanjang di Laut Jawa, berupa monsoonal stream atau arus musiman.
Arus Arlindo ini sangat dipengaruhi oleh cuaca dan musim. Sementara dari arah selat Makassar ada arus lain yang merupakan thermoklin, atau aliran air laut akibat perbedaan suhu lautan.
Kedua arus ini bertemu di sekitar Segitiga Masalembo. Kendati gerakannya tidak kencang, namun ini akan sangat memengaruhi pelayaran di wilayah tersebut.
Hal yang sama disampaikan oleh ahli geologi terkemuka, Rovicky Dwi Putrohari, atau yang sering disebut Pakde dalam blognya geologi.co.id dengan judul "Segitiga Masalembo-The Indonesian 'Bermuda Triangle'.
Di Segitiga Masalembo, terkadang terjadi arus laut dan angin yang mengalir akibat adanya perbedaan tekanan dalam siklus harian maupun tahunan, lalu keduanya bertemu dan menjadi satu, membentuk seperti tornado, badai, hurricane ataupun typhoon dalam putaran yang lambat tapi bisa tiba-tiba berubah arah.
5. Punya Pesona yang Menakjubkan
Di luar dari kisahnya yang angker sebagai Segitiga Bermuda versi Indonesia, Masalembo punya keindahan alam yang tidak bisa diragukan. Lokasinya yang dikelilingi perairan membuat kepulauan ini punya banyak pantai indah.
Kawasannya yang juga jarang dikenal membuat Masalembo masih sangat asri dan sepi wisatawan. Sangat cocok buat kamu yang ingin menikmati alam pantai yang memikat sambil mencari ketenangan.
Beberapa pantai andalan yang wajib dikunjungi ketika menyambangi Masalembo adalah Pantai Masna, Cemara, dan Sembilan Gili Genting. Lautnya yang jernih membiru berteman pasir putih bikin kamu betah sampai tak mau pulang.
Buat kamu pecinta wisata bahari, Masalembo juga sangat menarik untuk dikunjungi karena variasi ikannya yang melimpah.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)