Bergerak Cepat Hadapi Tantangan

Bergerak Cepat Hadapi Tantangan
Foto: Pribadi

Saat ikut tes seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kota Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, saya tidak pernah membayangkan kalau menjadi Humas Pemerintah ternyata akan sangat menarik dan menyenangkan. Tidak hanya dalam pekerjaan, tapi juga dalam pergaulan keseharian yang dinamis dan penuh tantangan.

Sejak awal bekerja, saya sudah mendapat berbagai tugas yang sesuai dengan latar belakang pendidikan saya di bidang komunikasi dan kehumasan. Mulai dari menyediakan bahan pidato/sambutan untuk pimpinan, mendokumentasikan berita ke dalam kliping, bermitra dengan wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik, serta mengikuti kegiatan pimpinan dan menuliskannya di media internal.

Beberapa tahun kemudian, saat mutasi ke Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Depok, tugas kehumasan yang saya kerjakan semakin beragam. Tidak hanya yang bersifat teknis seperti melakukan liputan, bermitra dengan media dan komunitas, menulis berita, membuat video blog (vlog) ASN Depok, dan sebagainya. Tapi juga mengerjakan tugas kehumasan yang bersifat strategis seperti mengelola isu publik sebagai bahan masukan untuk pengambilan kebijakan pimpinan, serta membuat strategi untuk mengomunikasikan program atau kebijakan di Pemerintah Kota Depok.

Di kota ini, saya mendapat banyak peluang untuk belajar dan berkembang. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Ibukota Indonesia, DKI Jakarta, saya jadi memiliki akses yang cepat untuk mengikuti berbagai pelatihan dan kegiatan untuk meningkatkan kompetensi. Selain itu, saya juga memiliki kesempatan untuk berjejaring dengan Humas Pemerintah dari berbagai Kementerian/Lembaga/Daerah (K/L/D) yang mayoritas berkantor di Jakarta

Dalam Pusaran Tantangan

Bergerak Cepat Hadapi Tantangan (1)
Ilustrasi foto dari pixabay.com/Schäferle.

Selama hampir sebelas tahun menjadi Humas Pemerintah, ada banyak inovasi dan program kegiatan yang sudah saya jalankan bersama teman-teman di instansi tempat saya mengabdi. Berbagai pelatihan dan seminar pun kami ikuti untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi diri. Tak lupa, kami juga turut aktif dalam komunitas dan organisasi profesi supaya bisa saling bertukar ilmu dan pengalaman yang dimiliki.

Semua pengalaman ini tentunya sangat luar biasa bagi saya, karena selain bisa bertemu dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, saya juga bisa menuangkan gagasan untuk dijadikan program yang kreatif dan inovatif yang diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat. Meskipun dalam merealisasikan gagasan tersebut seringkali tidak mudah.

Beberapa kali saya mengalami perbedaan pendapat yang harus dihadapi dengan penuh kesabaran atau mencari jalan keluar lainnya meski harus memutar. Bahkan, sesekali pernah melakukan perlawanan-perlawanan kecil yang nyaris membuat saya putus asa dan menangis diam-diam.

Ya, upaya untuk merealisasikan berbagai gagasan memang tidak selalu ditempuh dengan jalan yang mudah. Pada fase-fase tertentu, kita akan dipertemukan dengan berbagai kendala dan hambatan seperti adanya perbedaan pendapat, ego sektoral, keterbatasan anggaran, kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak sama, hingga motivasi kerja yang berbeda-beda sehingga seringkali tidak bisa berjalan seirama.

Namun, semua keterbatasan ini tentunya bukan alasan untuk menghentikan langkah. Sebagai ASN, kita memiliki potensi yang besar baik secara individu maupun kelembagaan untuk mencari solusi dari setiap permasalahan. Dengan terus mengoptimalkan semua daya dan upaya, serta fasilitas yang dimiliki maka jalan keluar akan selalu ada.

Sebagai contoh, saat menjalankan program literasi digital di Kota Depok. Berawal dari adanya kekhawatiran bersama terhadap pengaruh buruk internet pada anak-anak dan remaja mulai dari kekerasan, pornografi, cyber-bullying, kecanduan, hingga penculikan melalui media sosial, kemudian kami merasa perlu untuk memaksimalkan program pemerintah supaya bisa menjadi solusi dari permasalahan ini.

Meskipun memiliki beberapa keterbatasan, namun kami mencoba untuk terus berfokus pada kelebihan yang kami miliki baik sebagai individu maupun kelembagaan dengan harapan bisa menjadi bagian dari solusi supaya masyarakat bisa menggunakan internet secara aman dan produktif.

Semula, tentunya ada banyak tantangan. Sebagai pekerja yang datang dari berbagai latar belakang yang berbeda dengan pengetahuan, kecepatan dan motivasi yang tidak sama, tentunya akan menghadirkan berbagai dinamika dalam pekerjaan.

Namun, dengan integritas kerja dan keinginan yang kuat untuk memberikan pelayanan terbaik serta bermanfaat untuk lembaga dan masyarakat, maka berbagai program terkait literasi digital pun akhirnya satu persatu berhasil dibuat. Seperti mengajarkan cara membuat video, koding sederhana, seminar, sosialisasi, cara berjualan melalui sosial media, menulis berbagai konten kreatif di blog, hingga ada yang melakukan kampanye melalui kegiatan story-telling, pantomim, serta pementasan teater.

Semua kegiatan tersebut tidak kami kerjakan sendiri. Untuk memperluas manfaat dan sasaran program dari kegiatan ini, kami berjejaring dengan berbagai kalangan untuk turut serta sesuai dengan bidang dan kapasitasnya masing-masing.

Dalam perjalanannya, Alhamdulillah, kami selalu menemukan banyak pihak yang memiliki niat baik dan visi yang sama untuk bersama-sama bergerak memberikan pendidikan media digital (literasi digital). Hal ini merupakan bentuk kepedulian bersama untuk menciptakan generasi yang fasih terhadap teknologi (hi-tech) tapi terhindar dari dampak buruk yang menyertainya.

Selain contoh di atas, ada banyak contoh lainnya di mana saya dan teman-teman sebagai humas pemerintah terus berupaya untuk bergerak cepat di tengah tantangan. Seperti saat internet dan media sosial semakin banyak digunakan oleh masyarakat. Sebagai seorang digital immigrant atau generasi peralihan yang lahir sebelum tahun 1990, saya harus bergegas melewati fase adaptasi terhadap teknologi yang bergerak sangat cepat dan canggih.

Hal ini semula terasa tidak mudah. Apalagi saat pola komunikasi dan semua ekosistem dalam komunikasi semuanya turut berubah secara radikal. Namun, saat kita terus bergerak dan memilih untuk bersahabat dengan tantangan, ternyata pertolongan itu akan selalu datang dari tempat yang tidak kita duga. Beberapa sahabat ASN dan masyarakat dari kalangan milenial dengan senang hati datang membantu saya belajar memanfaatkan berbagai platform media sosial untuk mengomunikasikan kebijakan pemerintah.

Berkaca dari banyak pengalaman tersebut. Saya memahami bahwa ketika kita terus bergerak dengan tulus semampu yang kita bisa, insyaallah kita akan selalu mendapat bantuan dari banyak pihak. Ada banyak cara yang bisa ditempuh sebagai jalan keluar bila kita memiliki niat baik untuk kemaslahatan bersama. Bila dikelola dengan baik, perbedaan bisa menjadi kekuatan yang luar biasa.

Hal ini juga berlaku ketika kita bertemu dengan orang-orang yang memiliki gagasan dan sudut pandang yang tidak selalu sama, bahkan terkadang ada benturan kepentingan. Saling memahami adalah kunci untuk mempercepat gerak di tengah keterbatasan. Karena dimanapun, akan selalu ada kendala dan tantangan. Tidak ada tempat yang benar-benar ideal. Tinggal bagaimana kita mengakomodir semua kepentingan dan bergerak cepat untuk menghadapi tantangan.

Rita Nurlita

Pranata Humas Kota Depok