Polisi masih terus mengusut tewasnya seorang bocah asal Bantul, DIY, berusia 10 tahun berinisial N. Dia tewas setelah menyantap sate ayam yang dibawa oleh ayahnya Bandiman pada Minggu (25/4).
Bandiman merupakan seorang sopir ojek online. Sate ayam itu didapat oleh Bandiman dari order offline dari seorang perempuan yang mengaku 'Hamid dari Pakualaman' di sekitar Mandala Krida Yogyakarta.
Seharusnya sate itu diberikan kepada seseorang bernama Tomy di daerah Kasihan Bantul. Akan tetapi, sampainya di lokasi, Tomy sedang di luar kota dan hanya ada istri Tomy.
Karena istri Tomy tidak mengenal pengirim, maka ia menyarankan agar sate ayam itu dibawa pulang oleh Bandiman.
Nahas, setelah dibawa pulang, anak keduanya yakni N harus meregang nyawa setelah menyantap sate menggunakan bumbunya. Sedangkan Bandiman dan anak pertamanya selamat karena tidak menggunakan bumbu.
Belakangan terungkap hasil laboratorium ada racun dalam bumbu sate ayam itu. Labkesda DIY menyebut bumbu sate tersebut mengandung racun jenis C.
"Hasil sementara positif mengandung racun jenisnya C. Itu di bumbu. Jadi intinya di bumbu. Secara resmi belum dapat tembusan [laporan], tapi kita sudah dapatkan hasilnya," ujar Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Ngadi.
Namun Ngadi belum menjelaskan racun jenis C seperti apa karena masih menunggu hasil resminya.
"Langkah selanjutnya, nanti segera koordinasi dengan pihak laboratorium untuk mengirimkan hasilnya untuk proses penyidikan lebih lanjut," katanya.
Sementara Bandiman berharap kasus ini diusut tuntas.
"Ya harapan keluarga semoga kasus ini diselesaikan tuntas, jangan sampai berhenti di tengah jalan," kata Bandiman.
Pria yang bekerja sebagai ojol sejak 2017 itu mengaku belum bisa bekerja. Sebab dirinya masih diselimuti duka.
"Belum bekerja, saya masih berduka," ujarnya.
Bandiman menjelaskan pasca-tragedi ini, sejumlah rekan ojol telah menjenguknya. Total lebih dari 500 rekan ojol silih berganti datang memberikan dukungan.
"Ini jadi pelajaran bagi rekan ojol kalau menerima orderan fiktif diteliti lebih lanjut. Supaya tidak menimpa rekan ojol yang lain," kata dia.
Bandiman menjelaskan, polisi sempat meminta izin untuk autopsi kepada jenazah anaknya tetapi dirinya menolak. "Sudah (polisi meminta) tapi saya menolak," jelasnya.
Menurutnya, kandungan racun pada bumbu sate bisa menjadi petunjuk pengungkapan kasus ini. Bandiman mengenang anak keduanya sebagai sosok yang istimewa. Korban merupakan sosok penurut dan pintar mengaji dan berprestasi sekolah.
"Rangking 2 di sekolah. Kelas 4 SD. Cita-cita kalau ditanya pemadam (kebakaran)," kenang Bandiman.
Selain itu dalam kasus ini Bandiman juga mendapat bantuan pendampingan hukum dari suami salah satu guru anaknya.
"Suaminya guru anak saya. Jadi didampingi bantu. Tapi kalau bantu, aku ya bisanya (bilang) terima kasih," ujarnya.
Polisi Sudah Kantongi Identitas Perempuan Misterius Pemberi Sate Maut
Mengenai perkembangan penyelidikan kasus ini, Ngadi mengatakan identitas perempuan pemberi sate itu sudah diketahui.
"(Identitas) mudah-mudahan," kata Ngadi.
Sebelumnya, polisi terus memeriksa CCTV tempat perempuan misterius itu bertemu Bandiman. Keterangan Bandiman tentang perempuan misterius itu juga menjadi bekal penyidik.
"Sekarang masih terus lidik nanti perkembangan tak sampaikan," ucap dia.
Sementara perihal racun jenis C yang ada di bumbu sate, Ngadi tampak masih hati-hati mendetailkannya.
"Ya itu yang jelas C, nanti diperjelas lagi setelah ada rilis," tutup Ngadi.