Ridwan Kamil Minta Pemudik di Jabar Dikarantina 5 Hari di SD hingga Rumah Angker

Ridwan Kamil Minta Pemudik di Jabar Dikarantina 5 Hari di SD hingga Rumah Angker
Gubernur Jabar Ridwan Kamil meresmikan program PUSPA (Puskesmas Terpadu dan Juara) di Puskesmas Cikarang, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Senin (1/2). Foto: Rizal/Humas Jabar

Gubernur Jabar Ridwan Kamil atau akrab disapa Emil memastikan, pihaknya bakal terus melakukan edukasi, sosialisasi, dan komunikasi kepada warga agar tidak melaksanakan mudik lebaran. Sebab, mudik lebaran dinilai dapat meningkatkan angka kasus corona.

Akan tetapi, menurut Emil, apabila ada warga yang tetap nekat mudik, melewati titik sekat, dan tiba di kampung halamannya maka menjadi tugas dari RT hingga desa untuk meminta warga tersebut melakukan karantina mandiri selama lima hari. Karantina bisa dilakukan di gedung sekolah bahkan rumah angker.

"Saya titip ke camat dan disampaikan lagi ke kepala desa. Pastikan kalaupun ada pemudik yang bocor, tolong fasilitasi karantina lima hari. Apakah itu di SD, rumah warga atau rumah angker sekalipun," kata dia sebagaimana keterangan yang dilihat, Jumat (30/4).

Bagaimanapun, Emil menilai cara untuk menjaga tren penurunan angka kasus sebaran corona di Jabar ialah dengan tak melakukan mudik lebaran. Jika memaksa, maka akan berpotensi terjadinya ledakan kasus seperti di India.

"Kami ingin tren (penurunan COVID-19) ini dijaga. Semoga dengan melakukan koordinasi hari ini khususnya kewaspadaan dan pelarangan mudik, tren yang baik ini bisa kita terus pertahankan," ucap dia.

Ridwan Kamil Minta Pemudik di Jabar Dikarantina 5 Hari di SD hingga Rumah Angker (1)
Petugas memberhentikan kendaraan bermotor di titik penyekatan larangan mudik di Jatinangor, perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Agar tidak terjadi kebocoran pemudik, menurut Emil, Pemprov Jabar bersama Pemkab dan Pemkot serta kepolisian dan TNI telah menyekat 120 titik di pintu-pintu masuk wilayah termasuk di jalur tikus yang menjadi incaran pemudik nakal.

"120 titik akan kami sekat termasuk jalan tikus akan dijaga dan razia karena Jabar punya aglomerasi Bodebek dan Bandung Raya," kata dia.

Bila mudik tetap dilakukan, yang paling rawan tertular COVID-19 adalah para lansia di kampung halaman. Emil pun mengingatkan peristiwa tahun lalu saat ada warga Ciamis meninggal setelah dikunjungi anaknya yang mudik dari Jakarta.

"Yang paling rawan adalah lansia, kami tidak mau terulang lagi seperti kasus mudik di Ciamis tahun lalu," ungkap dia.

Emil pun mewanti kabupaten dan kota yang memiliki pantai agar waspada pascalebaran tempat wisata laut akan menjadi incaran masyarakat yang sudah menahan keinginan berlibur selama Bulan Ramadhan.

"Khusus yang wilayahnya punya pantai apalagi Pangandaran agar diketatkan pengendalian wisatawan, karena berpotensi penularan bila berkerumun," tutur dia.

Ridwan Kamil Minta Pemudik di Jabar Dikarantina 5 Hari di SD hingga Rumah Angker (2)
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS

Dilaporkan, kasus COVID-19 di Jabar mengalami tren penurunan cukup signifikan. Walaupun pemerintah pusat mencatat kasus aktif di Jabar saat ini sebanyak 30.225, namun Emil memastikan bahwa angka tersebut 40 persennya adalah kasus lama.

"Sekarang 30.225 tapi 40 persennya kasus lama. Jadi sebenarnya kurang lebih 19.000 yang ada di catatan kami," ucapnya.

Angka kesembuhan juga tinggi di angka 87,7 persen, dan angka kematian 1,3 persen lebih baik dari angka rata-rata nasional. Sementara tingkat keterisian rumah sakit oleh pasien COVID-19 grafiknya terus menurun. Sempat menyentuh angka 80 persen di awal tahun 2021, lalu turun ke 50 persen di bulan Maret. Kini keterisian rumah sakit di seluruh Jabar tinggal 43,8 persen.

"Ini harus jadi tren jangan terganggu oleh libur panjang karena mudik," pungkas dia.