Founder Microsoft sekaligus filantrop, Bill Gates, menjadi sorotan pada awal pekan ini setelah dia tak setuju resep vaksin corona dibagikan ke seluruh dunia, termasuk negara berkembang. Bill Gates kemudian mendapat kritik keras dari sejumlah ahli, yang menyebut posisinya "menjijikkan".
Dalam sebuah wawancara dengan Sky News pada Minggu (25/4), Bill Gates ditanya apakah akan membantu jika perlindungan hak paten resep vaksin corona dicabut dan dibagikan secara luas kepada dunia? Dia menolak gagasan itu.
“Tidak,” kata Gates secara datar.
“Ada begitu banyak pabrik vaksin di dunia dan orang-orang sangat serius tentang keamanan vaksin. Jadi, memindahkan sesuatu yang belum pernah dilakukan, memindahkan vaksin, katakanlah, dari pabrik Johnson & Johnson ke pabrik di India, itu baru, itu hanya karena hibah dan keahlian kami yang dapat melakukannya,” sambungnya.
Gates menambahkan, posisinya yang menolak membagikan resep vaksin corona ke seluruh dunia bukan didasari oleh hak kekayaan intelektual. Melainkan karena tak semua pabrik vaksin di seluruh dunia dapat memproduksi vaksin secara aman.
“Hal yang menahan sesuatu, dalam hal ini, bukanlah kekayaan intelektual. Ini tidak seperti ada beberapa pabrik vaksin yang menganggur, dengan persetujuan peraturan, yang membuat vaksin yang secara ajaib aman,” kata Gates.
“Anda tahu, Anda harus melakukan uji coba pada hal-hal ini. Dan setiap proses manufaktur perlu dilihat dengan sangat hati-hati.”
Pernyataan yang disampaikan Gates ini cukup membingungkan bagi publik, terlebih karena dia sebelumnya selalu menyuarakan upaya vaksinasi bagi negara-negara yang kurang mampu.
"Kami mencoba untuk memastikan bahwa kami dapat mengakhirinya tidak hanya di negara-negara kaya,” kata Gates dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada Agustus 2020. Pernyataan itu disampaikan Gates saat ia mengumumkan penambahan donasi senilai Rp 2,2 triliun kepada manufaktur vaksin di India agar harga vaksin bagi negara berkembang terjangkau.
Posisi Bill Gates “menjijikkan”: Ahli sebut tak berbagi resep vaksin corona "secara moral salah" dan "bodoh"
Penolakan Bill Gates untuk membagikan resep vaksin corona mendapat kritik keras dari para ahli.
Profesor Hukum Universitas Essex Tara Van Ho, misalnya, menyampaikan lewat Twitter bahwa "Gates berbicara seolah-olah semua nyawa yang hilang di India tidak dapat dihindari tetapi pada akhirnya Barat akan membantu ketika pada kenyataannya AS & Inggris menahan kaki mereka di leher negara-negara berkembang dengan menolak untuk melanggar perlindungan (hak kekayaan intelektual). Itu menjijikkan."
Senada dengan Van Ho, Direktur Global Justice Now, Nick Dearden, juga nge-tweet kalau posisi Bill Gates “menjijikkan.”
"Menjijikkan dari Gates di sini ‘‘negara-negara selatan tidak begitu buruk, mereka seharusnya senang mendapatkan vaksin berlebih ketika kita selesai, tidak ada semua pabrik yang menganggur’ Siapa yang menunjuk miliarder kepala kesehatan global ini? Oh ya, dia melakukannya,” kata dia.
Dalam kesempatan terpisah di kolom opini The Washington Post, ekonom sekaligus profesor Columbia University Joseph Stiglitz dan direktur Public Citizen’s Global Trade Watch, Lori Wallach, berpendapat bahwa menjaga hak paten resep vaksin corona adalah tindakan yang salah secara moral.
Meski tulisan mereka berdua tidak terkait dengan wawancara Bill Gates di Sky News, Stiglitz dan Wallach mengkritik bahwa “melestarikan penghalang kekayaan intelektual terhadap vaksin covid-19 secara moral salah dan bodoh”.
“Melepaskan hak kekayaan intelektual sehingga negara berkembang dapat memproduksi lebih banyak vaksin akan membuat perbedaan besar dalam mencapai kekebalan kawanan global,” kata Stiglitz dan Wallach.