Ketika kembali ke rumah, Luana Myrtollari, seorang transgender berusia 22 tahun segera mengunci pintu dan menutup tirai. Itu merupakan gerakan refleksif yang muncul dari rasa takut. Sebab, hanya sedikit masyarakat Albania yang menerima kehadiran mereka.
Selama 10 tahun terakhir, hukum Albania melarang diskriminasi berdasarkan identitas gender atau orientasi seksual.
Tetapi sebuah laporan yang diterbitkan bulan ini oleh Pink Embassy menyatakan bahwa 94 persen orang Albania akan menolak untuk mendukung anak-anak mereka jika mereka mengaku gay.
Setelah bertahun-tahun hatinya terpenjara, Myrtollari dan dua temannya, Denisa Mneri dan Lola Monro (bukan nama sebenarnya) memutuskan untuk menghadapi perspektif tabu di tempat terbuka untuk pertama kalinya.
Cara yang dipilih adalah melalui seni. Mereka telah meluncurkan pameran foto di ibu kota, Tirana, dengan gambar-gambar mencolok. Tergabung dalam satu komunitas, aktivitas itu dinilai merupakan cara terbaik untuk dapat diterima masyarakat.
"Seni adalah satu-satunya senjata kami untuk 'terlihat' dalam masyarakat yang menolak kami," katanya.
***