Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mencatat angka harian positivity rate COVID-19 di Kota Pahlawan rata-rata di bawah 5 persen. Artinya, pandemi COVID-19 di Kota Surabaya terkendali, meski ada kenaikan kasus pasca libur Lebaran.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, pasca libur lebaran 2021, memang ada kenaikan kasus COVID-19. Dalam sehari, tercatat ada 20 hingga 21 kasus COVID-19 pasca lebaran. Sedangkan sebelum lebaran, tambahan kasus COVID-19 masih di bawah 20 dalam satu hari.
"Positivity rate 5 persen ke bawah. Kalau kenaikan ada, tapi masih terkendali. Yang biasanya sehari itu 16 (kasus), sekarang bisa 20 sampai 21 kasus baru se-Surabaya," jelas perempuan yang kerap disapa Feni ini, (31/5).
Feni menyebut, kenaikan kasus COVID-19 ini terjadi H+14 pasca libur lebaran. Meski ada kenaikan kasus COVID-19, namun Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit Surabaya tetap terkendali. Data Dinkes Surabaya mencatat, BOR di RS saat ini sekitar 14 persen.
"Sebelum lebaran, BOR di RS sekitar 13 persen, sedangkan pasca lebaran sekitar 14 persen," imbuhnya.
Menurut Feni, ditemukannya kenaikan kasus COVID-19 ini berkat masifnya tracing yang dilakukan petugas puskesmas bersama Satgas COVID-19 di kelurahan. Ketika semakin banyak ditemukan kontak erat, lanjut Feni, maka pandemi di Surabaya bisa semakin terkendali.
"Jadi begitu kita menemukan satu (kasus) melalui swab, langsung kita lakukan tracing. Karena semakin banyak kita temukan kontak erat, Insya Allah semakin terkendali," terang dia.
Oleh karena itu, Pemkot Surabaya terus memasifkan kegiatan swab massal di 31 kecamatan. Sebab, menurut dia, prinsip dari penanganan pandemi COVID-19 adalah melalui testing, tracing dan treatment.
"Vaksinasi juga terus kita lakukan. Bahkan, Puskesmas sampai tidak libur, hari Minggu sampai malam-malam karena mereka harus mencari lansia (untuk dilakukan vaksin)," tegasnya.
Feni juga mengungkapkan, pemkot menggunakan cara door to door untuk memasifkan vaksinasi bagi lansia. Upaya ini dilakukan supaya para lansia bersedia untuk mengikuti vaksinasi.
"Bagi lansia yang tidak mau itu, kita datangi, kita door to door. Kita keliling, kita rayu, awalnya memang menolak, tapi setelah kita beri pengertian, akhirnya banyak yang mau," tukasnya.
Hingga Senin (31/5), tercatat vaksinasi kepada lansia di Surabaya telah mencapai sekitar 83 persen.
"Tadinya saya berharap akhir Mei 2021, tapi karena mundur sehingga akhir Juni baru bisa selesai 100 persen (vaksinasi) lansia," simpulnya.
Sementara itu berdasarkan data Satgas COVID-19 Jatim, Senin (31/5), ada tambahan kasus baru di Surabaya sebanyak 22 orang, mereka yang sembuh bertambah 18 orang, sedangkan meninggal bertambah 1 orang. Secara kumulatif angka positif COVID-19 di Surabaya mencapai 24.068 kasus.