Wall Street Melesat di Tengah Kenaikan Inflasi AS

Wall Street Melesat di Tengah Kenaikan Inflasi AS
Sebuah tanda jalan, Wall Street, terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS

Indeks utama Wall Street melesat pada penutupan perdagangan pekan lalu. Meskipun laju inflasi di AS menunjukkan kenaikan yang cukup tinggi.

Mengutip Reuters, Senin (31/5), Dow Jones Industrial Average naik 64,81 poin atau 0,19 persen menjadi 34.529,45, indeks S&P 500 naik 3,23 poin atau 0,08 persen pada 4.204,11, dan Nasdaq bertambah 12,46 poin atau 0,09 persen pada 13.748,74.

Selama pekan lalu, S&P naik 1,17 persen, Dow naik 0,94 persen, dan Nasdaq naik 2,06 persen. Sementara dalam sebulan ini, S&P naik 0,55 persen, Dow bertambah 1,94 persen, sementara Nasdaq kehilangan 1,53 persen.

Indeks harga konsumen atau laju inflasi AS mencapai 0,7 persen di April 2021, melampaui proyeksi 0,6 persen. Inflasi tersebut bahkan lebih tinggi dari Maret yang sebesar 0,4 persen.

Sementara itu secara tahunan, inflasi inti AS tembus 3,1 persen. Angka ini juga di atas proyeksi Federal Reserve sebesar 2 persen.

Inflasi yang melesat karena ekonomi mulai dibuka kembali dan warga AS mulai melakukan konsumsi yang selama ini terpendam akibat pembatasan wilayah.

Wall Street Melesat di Tengah Kenaikan Inflasi AS (1)
New York Stock Exchange (NYSE) Foto: REUTERS/Lucas Jackson

Investor juga mengamati sejumlah data ekonomi. Sementara itu, pejabat The Fed juga mengatakan melihat sinyal inflasi akan yang terus tinggi dan bank sentral juga membuka kemungkinan untuk menarik kembali langkah-langkah stimulus masifnya.

Meskipun data menunjukkan kenaikan inflasi, imbal hasil US Treasury justru turun dan membantu mendorong kenaikan saham teknologi.

Salesforce.com Inc naik 5,43 persen setelah perusahaan meningkatkan target pendapatan setahun penuh dan perkiraan laba, sejalan dengan meningkatnya permintaan perangkat lunak berbasis cloud selama pandemi.

Boeing Co turun 1,47 persen, setelah Federal Aviation Administration mengkonfirmasi pembuat pesawat itu harus menghentikan pengiriman 787 Dreamliner-nya. Hal ini menambah daftar baru penundaan pengiriman produksi.

Volume di bursa AS adalah 10,32 miliar saham, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 10,52 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.