Kabar Corona Dunia: Mutasi di India; Konser Musik di Wuhan

Kabar Corona Dunia: Mutasi di India; Konser Musik di Wuhan
Warga melewati mural yang menggambarkan pejuang garis depan virus corona yang digambar di dinding tempat pembuangan sampah di New Delhi, India. Foto: Sajjad Hussain/AFP

Kasus virus corona di dunia meningkat tajam karena sejumlah negara mengalami gelombang ketiga atau third wave penularan COVID-19. Karena gelombang baru ini, pemerintah sejumlah negara mulai membuat kebijakan, mulai dari vaksinasi hingga pembatasan.

Meski demikian, ada wilayah, yaitu Wuhan--titik nol penularan corona -- yang mengeklaim sudah bebas corona dan mulai beraktivitas seperti biasa. Mereka bahkan sudah mulai menggelar konser.

Berikut rangkuman kabar corona dunia:

WHO Beri Izin Darurat Vaksin Moderna

WHO telah menerbitkan emergency use listing untuk vaksin COVID-19 Moderna yang berbasis MRNA. Hal ini setelah dilakukan berbagai pertimbangan dan mempercepat herd immunity.

“Tujuannya adalah untuk membuat obat-obatan, vaksin dan diagnosa tersedia secepat mungkin untuk mengatasi keadaan darurat,” kata WHO dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Minggu (2/5).

Pada bulan Januari 2021 lalu, Strategic Advisory Group of Experts WHO (SAGE WHO) telah merekomendasikan vaksin Moderna untuk semua kelompok usia 18 tahun ke atas.

Sebagai informasi, vaksin Moderna juga akan dipakai di Indonesia dalam program vaksinasi gotong royong atau mandiri. Rencananya vaksin ini akan tiba pada akhir Mei atau awal Juni 2021.

Kabar Corona Dunia: Mutasi di India; Konser Musik di Wuhan (1)
Ilustrasi vaksin corona Moderna. Foto: Mike Segar/REUTERS

India Temukan Mutasi Corona yang Diduga Bisa Hindari Respons Imun

Forum penasihat ilmiah yang dibentuk pemerintah India, Konsorsium Genetika Corona India atau INSACOG, menemukan mutasi kecil pada beberapa sampel virus corona yang diduga kebal terhadap imun. Meski demikian, Ketua INSACOG, Shaid Jameel, menegaskan temuan itu memerlukan studi lebih lanjut.

Dilansir Reuters, belum ada statement atau bukti lebih lanjut bahwa mutasi tersebut bisa berkembang biak atau bersifat berbahaya.

"Kami melihat beberapa mutasi muncul pada beberapa sampel yang mungkin dapat kebal respons imun, kata Shahid Jameel yang juga ahli virologi itu.

"Jika Anda membiakkan virus itu dan mengujinya di lab, Anda tidak dapat memastikannya. Pada tahap ini, tidak ada alasan untuk percaya bahwa virus itu bisa berkembang atau bisa berbahaya, tapi kami pelajari terus," katanya.

Saat ini, para ilmuwan sedang mempelajari penyebab tsunami COVID-19 yang menerjang India, terutama varian B1617 yang disinyalir menjadi penyebab melonjaknya kasus.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga belum menyatakan varian corona B1617 sebagai varian yang mengkhawatirkan seperti mutasi yang terdeteksi sebelumnya di Inggris dan Afrika Selatan.

Namun, pada 27 April, hasil sekuensing genom menunjukkan B1617 memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi daripada varian lain yang beredar di negara pimpinan Narendra Modi itu.

Kabar Corona Dunia: Mutasi di India; Konser Musik di Wuhan (2)
Pasien terinfeksi virus corona mendapat perawatan di Rumah Sakit Lok Nayak Jai Prakash (LNJP), New Delhi, India. Foto: Danish Siddiqui/REUTERS

Klaim Bebas Corona, 11 Ribu Warga Wuhan Berpesta Hadiri Festival Musik

Sebanyak 11 ribu orang menghadiri Wuhan Strawberry Music Festival pada Sabtu (1/5) waktu setempat. Reuters melaporkan, pengunjung konser tersebut bersuka cita serta berteriak di acara tersebut.

Tampak dari mereka ada juga yang memakai masker. Penyelenggara memberi batas antara penonton dan penyanyi yang tampil di panggung.

Festival ini kembali digelar di Wuhan, China, setelah pada tahun sebelumnya hanya dilakukan secara online karena pandemi corona.

Kepada Reuters, penyelenggara konser tersebut mengatakan, jumlah pengunjung untuk tahun ini dibatasi.

Kondisi ini tentu sangat jauh berbeda pada awal 2020. Di mana kota tersebut harus dilockdown karena munculnya virus corona pertama di dunia. Selama dua bulan, penduduk tersebut sangat dibatasi mobilitasinya.

Kabar Corona Dunia: Mutasi di India; Konser Musik di Wuhan (3)
Sejumlah penggemar menghadiri konser Festival Musik Strawberry selama liburan Hari Buruh di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Sabtu (1/5). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Kabar Corona Dunia: Mutasi di India; Konser Musik di Wuhan (4)
Sejumlah penggemar menghadiri konser Festival Musik Strawberry selama liburan Hari Buruh di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Sabtu (1/5). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan

Kini, kota tersebut telah bebas dari virus corona, berdasarkan data pemerintah setempat. Warga pun sudah melakukan kegiatan sehari-hari seperti sedia kala, termasuk datang ke konser musik.

Acara musik tersebut dilakukan selama dua hari. Terdapat tiga panggung di Garden Expo Wuhan yang menjadi ajang penyanyi dan band dalam negeri untuk menghibur warga.

Pada Jumat (30/4), China daratan melaporkan 16 kasus corona. Pemerintah setempat menyebut, kasus itu berasal dari luar negeri.

Untuk vaksinasi corona, sekitar 11,6 juta penduduk China telah disuntik. Data tersebut diperbaharui pada Jumat (30/4).

Protes Kebijakan Corona, 50 Orang Demonstran di Finlandia Ditangkap

Ratusan orang berkumpul di Ibu Kota Finlandia untuk melakukan aksi demonstrasi sebagai bentuk protes kebijakan pemerintah dalam mengatasi pandemi. Finlandia memberlakukan sejumlah pembatasan untuk mencegah penularan COVID-19.

Di Helsinki, sekitar 300 orang berkumpul. 50 di antaranya diamankan oleh pihak kepolisian.

Penangkapan atas dasar pelanggaran terhadap aturan saat pandemi. Sebab, di Finlandia, suatu kegiatan atau acara dibatasi hanya boleh dihadiri oleh enam orang.

Para demonstran yang ditangkap itu karena dinilai tidak mematuhi aturan tersebut. Pihak kepolisian akan menerapkan denda kepada mereka. Kerumunan pun dibubarkan tanpa ada perlawanan.

Kabar Corona Dunia: Mutasi di India; Konser Musik di Wuhan (5)
Ilustrasi pandemi COVID-19 di Finlandia. Foto: LEHTIKUVA/REUTERS

Finlandia sebenarnya merupakan salah satu negara dengan tingkat infeksi terendah di Eropa. Meski ada kenaikan kasus pada Februari 2021, menjadikan pembatasan baru seperti penutupan restoran.

Sementara di Stockholm Swedia, aksi serupa juga terjadi. Sekitar 600 orang berkumpul membentangkan spanduk memprotes kebijakan di penanganan pandemi. Aksi berjalan sekitar 2 jam.

Pada November 2020, Swedia mengalami gelombang infeksi kasus COVID-19 kedua, sehingga memaksa pemerintah menerapkan pembatasan pertemuan di tempat umum maksimal delapan orang, lalu kafe, bar, dan restoran tutup jam 20.30 malam.